Kelebihan Alumni Pondok Pesantren - Part 1

Sebagian orang masih menganggap belajar di pondok merupakan sesuatu hal yang kuno, ketinggalan jaman, atau anggapan – anggapan yang lain. Sebenarnya anggapan – anggapan tersebut ada benarnya tapi tentu saja tidak bisa dibenarkan. Belajar di pondok itu memiliki banyak kelebihan dan semua itu tergantung pada masing – masing individu. Tapi tentu saja pemilihan pondok yang tepat juga merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan.

Sebagai alumni pondok pesantren yang kini melanjutkan studi di universitas negeri, saya mengalami banyak hal yang menarik untuk dibagikan. Hidup di lingkungan yang sangat berbeda dari lingkungan pondok adalah hal yang tidak menyenangkan. Saya harus menghadapi berbagai macam hal yang bertentangan dengan lingkungan yang islami. Saya menyadari bahwa kehidupan di pondok itu adalah salah satu kehidupan terbaik (seperti mimpi yang menjadi kenyataan) yang pernah saya alami dan kehidupan nyata yang sekarang saya alami penuh dengan hal – hal yang buruk.

Tidak perlu lama – lama pembukaannya, langsung ke inti saja.

Kali ini saya akan membagikan kelebihan alumni pondok pesantren dibandingkan dengan para mahasiswa secara umumnya yang saya alami di kampus dan fakultas saya, Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Budaya. Sebagian besar hal – hal berikut bukan hal yang pasti, tetapi hanyalah sebuah pengalaman dari sudut pandang saya yang tidak bisa dipastikan kebenarannya tanpa ada dukungan dari hal – hal lain yang sebagian mungkin anda ketahui atau pernah alami.

Lebih Mandiri

Alumni pondok pesantren sudah tentu memiliki banyak kemandirian, seperti bisa mencuci baju sendiri, manajemen keuangan, tidak terlalu tergantung pada orang tua, bisa bangun subuh, sholat tepat waktu, dan lain – lain. Hal – hal tersebut banyak tidak ditemukan pada anak – anak zaman sekarang yang cenderung manja dan foya – foya. Kami, almuni pomdok, telah merasakan bertahun – tahun penderitaan dan kesengsaraan yang telah menempa kami sehingga kami bisa menjadi pribadi yang  jauh lebih mandiri dan mampu berdiri sendiri kokoh dan kuat.

Kami sudah terbiasa dengan  dengan saat – saat uang menipis dan kiriman uang yang terlambat, kami terbiasa hidup dengan kelaparan sesaat. Kami juga terbiasa dengan hidup yang cukup mewah ketika kami dulu dapat kiriman uang sehingga kami dapat menahan diri untuk terlalu membuang – buang uang tanpa faedah. Selain itu semua kami juga telah mengetahui kapan dan bagaimana uang itu dihabiskan. Dan yang peling penting kami lebih tahu hakikat uang.

Kami sudah terbiasa mencuci baju sendiri dan tidak memerlukan pembiasaan lagi sehingga kami tidak perlu tukang laundry. Kami telah bertahun – tahun mencuci baju sendiri, menyetrika dan melipatnya juga. Dulu kami sudah pernah merasakan bagaimana jika baju bersih menipis dan mengharuskan kami mengeringkan baju hanya semalam dan itu bukan hal mustahil bagi kami.

Lebih Bisa Berorganisasi

Alumni pondok pesantren biasanya sudah pernah mengalami masa pengabdian satu tahun (bagi yang benar – benar menyelesaikan) hal ini menjadi sebab pengalaman yang berharga. Masa pengabdian selama satu tahun dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi kemampuan berorganisasi mereka. Mereka telah mengalami manis – pahitnya berorganisasi dan ini tentu akan memberi kemampuan yang lebih.

Selama mengabdi mereka tidak hanya sekedar belajar berorganisasi tetapi berorganisasi sungguhan. Mereka mendapat kesempatan berorganisasi bersama para pengurus yang jauh lebih ahli dan menimba ilmu berorganisasi langsung dari para pengurus tersebut. Mereka berorganisasi langsung di dunia nyata (bukan simulasi seperti di kampus) dibawah pengawasan para pengurus pondok yang lebih senior.

Ketika mereka ingin melanjutkan karir berorganisasi di universitas, mereka lebih mampu dan tahu berbagai strategi berorganisasi. Selain itu mereka juga telah mengetahui kesalahan – kesalahan berbagai hal dalam berorganisasi yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan mereka tentu tahu juga apa yang harus mereka lakukan.

Lebih Tahu Tentang Islam

Ilmu tentang Islam adalah ilmu yang peling bermanfaat di dunia dan di akhirat. Banyak mahasiswa yang masih buta tentang Islam padahal mereka mengaku beragama Islam. Banyak juga yang tidak mau mempelajari Islam karena takut menjadi orang ekstrim dalam beragama. Islamphobia bukan hanya menyerang negara – negara kafir tetapi juga kita, sebagai negara Islam terbanyak penduduknya di dunia.

Saya dan semua alumni pondok pesantren Salafy sudah mempelajari prinsip – prinsip Islam sesuai dengan hakikatnya dan mempelajari juga kelompok – kelompok yang menyimpang. Dua hal ini menjadikan kami tetap berusaha diatas Al Qur’an dan As Sunnah. Selain itu dua hal itu juga menjadikan kami tetap berada dalam ketaatan terhadap pemerintah dan tidak memberontak dengan pemberontakan sekecil apa pun (seperti demo dan menjelek – jelekkan).

Bersambung...