Pengalaman Terlambat Check-In Lion Air dalam Puisi

Para pembaca dan pemerhati blog saya, kali ini saya akan berbagi pengalaman keterlambatan check-in yang pernah saya alami. Saya berharap pengalaman saya ini mampu memberikan pelajaran berharga bagi para pembaca dan pemerhati blog saya. Harapan terbesar saya semoga manfaat/kebaikan yang anda dapatkan dalam artikel ini menjadi amal kebaikan saya.

Pengalaman keterlambatan saya ini sangat langka dan sulit/tidak bisa ditemukan di blog lain. Karena itulah blog ini langka dan hanya satu di dunia. Ikuti terus perkembangan blog ini.

Pertama kita bahas dulu apa itu check-in? Check-in dalam istilah pertiketan pesawat adalah proses penukaran kode booking/e-tiket/semacamnya dengan boarding pass (tiket yang sesungguhnya). Selain penukaran, check-in juga penyerahan bagasi (selain bagasi kabin) kepada pihak maskapai dan bagasi biasanya maksimal 20 kg. Kalau kelebihan nanti disuruh bayar. Check-in dibuka biasanya dua jam sampai 40 menit sebelum pesawat terbang dan setiap maskapai bisa memiliki peraturan yang berbeda.

Oke sekarang kita langusng ke ceritanya.

Siang itu tidak seperti yang biasanya. Aku merasa biasa – biasa saja walau ada sesuatu yang tidak wajar terjadi. Aku berangkat ke bandara jam 11.00 padahal pesawat terbang jam 14.00 dan itu bukan waktu biasanya aku berangkat....(terlalu panjang)

Daripada membuat cerita pendek yang panjang lebih baik membuat puisi. Ini puisi buatan saya dan silahkan baca analisisnya juga

Telat Tapi Tepat

oleh : Abu Nashir Malcolm Haryono/Saya

Datang telat

Telat juga pesawat

Akhirnya tepat

Aku selamat


Analisi puisi

Saya urutkan perbaris saja supaya rapi.

Baris pertama “Datang telat”, maksudnya penulis datang ke bandara telat sehingga check-in juga telat. Penulis sampai di bandara Sultan Hasanuddin jam 13.10 WITA padahal waktu terakhir seharusnya check-in jam 13.20. Penulis sampai di konter check-in jam 13.20-an dan mengantri sampai jam 13.50 WITA. Keterlambatan ke bandara tersebut membuat penulis terlambat sampai konter check-in.

Baris kedua “Telat juga pesawat”, maksudnya pesawat yang akan ditumpangi penulis terlambat datang atau dalam istilahnya disebut “delay”. Penulis diberitahu oleh tukang check-in bahwa pesawat delay sampai jam 15.30 WITA. Jadi selain penulis sendiri terlambat, pihak maskapai Lionn Air juga terlambat.

Baris ketiga “Akhirnya tepat”, maksudnya karena keterlambatan pesawat atau ‘delay’, penulis jadi mendapat dua keuntungan sekaligus. Pertama, penulis masih bisa check-in dan kedua, penulis tidak tertalu lama menunggu di gerbang penerbangan (gate). Proses penungguan yang semakin sebentar menunjukkan efisiensi waktu yang semakin tepat dan inilah maksud dari kata ‘tepat’ yang dipakai penulis.

Baris keempat “Aku selamat", maksudnya penulis mengakui bahwa dirinya terselamatkan dari bahaya keterlambatan check-in yaitu “tiket hangus.” Keselamatan tersebut adalah sebuah pertolongan dari Allah yang Maha Mampu. Penulis memakai kata “aku” sebagai bentuk perendahan diri penulis kepada siapa yang telah memberikan keselamatan, yaitu Allah.

Begitulah cerita saya yang saya buat dalam bentuk puisi. Puisi jauh lebih pendek (walau ada juga yang panjang) daripada cerita pendek. Puisi mampu meringkas ribuan makna hanya dalam beberapa kalimat. Bahkan puisi sangat memperhatikan pemakaian kata sehingga kedetailan kata dalam puisi sangat diperhatikan dan makna yang dalam.

Jangan ragu untuk komen atau menghubungi saya kalau diperlukan di +6285740640590. Anda bisa menuliskan analisis anda sendiri atau bahkan mengkritik puisi saya.

Terima kasih telah membaca. Dukung terus blog saya!