Analisis Puisi: Stopping by Woods on a Snowy Evening


 

Stopping by Woods on a Snowy Evening
by Robert Lee Frost

Whose woods these are I think I know.
His house is in the village though;
He will not see me stopping here
To watch his woods fill up with snow.

My little horse must think it queer
To stop without a farmhouse near
Between the woods and frozen lake
The darkest evening of the year.

He gives his harness bells a shake
To ask if there is some mistake.
The only other sound’s the sweep
Of easy wind and downy flake.

The woods are lovely, dark and deep,
But I have promises to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.

__________________________________

Hutan siapa ini, saya rasa saya tahu.
Walau rumahnya dekat di desa;
Dia tidak akan melihatku berhenti disini
Untuk melihat hutannya terpenuhi salju.

Kuda kecilku mengira bahwa ada hal yang aneh
Berhenti tanpa ada kandang terdekat
Diantara hutan – hutan dan danau yang beku
Petang yang tergelap sepanjang tahun

Ia menggoyangkan loncengnya
Menanyakan ada suatu yang salah.
Hanya ada suara tiupan sepoi - sepoi
Dari angin lembut dan bunga salju

Hutan tersebut indah, belantara, dan lebat,
Tapi aku ada janji untuk tetap berjalan
Dan bermil – mil perjalanan sebelum tidur
Dan bermil – mil perjalanan sebelum tidur

Tentang Puisi

Puisi ini termasuk puisi Robert Frost yang terkenal. Robert Frost memiliki banyak puisi terkenal dan diantaranya sangat terkenal, salah satunya ini.

Seperti puisi Robert Frost biasanya, puisi ini menggunakan bentuk tradisional, yaitu dengan mempertahankan ritme pada akhir setiap lirik/sajak. Hal seperti ini bukan hal yang biasa jika melihat bahwa Robert Frost hidup di masa modernism. Para penyair modernis tidak terlalu memperhatikan bentuk puisi sehingga puisinya lebih bebas (menurut mereka). Jika melihat dari kelahiran Robert Frost, dia memang lahir bukan pada masa modernism tetapi pada pertengahan abad 19.

Isi Puisi

Puisi ini bertemakan tentang kehidupan dunia.

Bait pertama puisi, berisi tentang seseorang yang melihat hutan tertutup salju milik seseorang yang dia tahu. Orang tersebut merasa bahwa pemilik hutan tersebut tidak akan melihatnya berhenti di hutannya.

Bait kedua puisi, berisi tentang kelakuan aneh kuda tunggangan orang tadi. Kuda tersebut berhenti di hutan tadi dan hal ini adalah keanehan. Mengapa bisa ia bisa berhenti ditempat yang tidak seharusnya? Seharusnya ia tetap melanjutkan perjalanan.

Bait ketiga puisi, orang tadi berusaha menyadarkan kudanya untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Bait keempat puisi, orang tadi merasakan bahwa hutan tersebut sangat indah namun ia harus tetap melanjutkan tujuannya yang sebenarnya yang masih jauh sebelum dia mati.

Begitulah kehidupan dunia ini. Terkadang kita terlalu sibuk dengan hal yang sebenarnya bukan urusan kita. Kita terlalu asyik dengan urusan yang lain sehingga melupakan urusan yang sebenarnya. Bersegeralah sadar lalu melanjutkan urusan anda yang sebenarnya sebelum anda kehabisan waktu hidup sementara masih banyak hal yang luput.

Maaf kepada pembaca, saya lama tidak update karena semester ini saya ada kesibukan. Pertama, saya sedang belajar menulis di kampus. Belajar menulis menyebabkan saya harus berpikir cara menulis dengan benar sehingga memakan waktu lama dan menguras pikiran. Kedua, saya sedang membaca beberapa buku untuk proyek tulisan saya tentang Malcolm X. Membaca buku, terutama yang berbahasa Inggris, sangat menguras pikiran saya dan membuat saya harus mengolah informasi, yang telah saya baca, dipikiran saya.

Terima kasih telah menikmati blog terlangka di dunia ini dan satu - satunya ini.