Mengapa Memilih Linguisitik

Menjadi mahasiswa di jurusan bahasa adalah hal yang sangat menarik karena mempelajari bahasa yang memiliki lingkup sangat luas. Dalam jurusan sastra Inggris di Universitas Hasanuddin (Unhas), bahasa dipelajari dalam dua konsentrasi; sastra dan linguistik. Sastra mempelajari tentang keindahan bahasa dan karya - karya sastra. Sementara itu, linguistik mempelajari bahasa dengan kacamata sains.

Di sastra Inggris Unhas, saya ,mahasiswa, harus memilih dua konsentrasi tersebut pada semester empat. Saya sudah membaca berbagai artikel di berbagai blog di internet dan seperti mereka, akhirnya saya akan menentukan pilihan. Sekarang, saya akan menjelaskan pilihan saya sebelum saya memilih pilihan tersebut. Ini bisa menambah wawasan para pembaca yang ingin mengenal lebih jauh tentang bahasa dan sebagai pertimbangan bagi mahasiswa jurusan bahasa dan sastra seperti saya.

“Saya tidak akan memilih konsentrasi kesastraan”

Saya memiliki ketertarikan dengan sastra tetapi hanya pada puisi. Menurut saya, puisi adalah karya sastra paling luar biasa. Puisi adalah teks pendek (biasanya) yang memiliki makna yang mendalam sehingga diperlukan suatu pemahaman yang mendetail untuk membongkar makna sebuah puisi. Berbeda dengan karya sastra lain yang terlalu panjang (sedikit makna) dan tidak diperlukan kedetailan.

Saya kadang memikirkan sebuah puisi dan mencoba mencari makna yang bisa saya gunakan untuk kehidupan saya. Sebagai contoh adalah puisi Robert Frost yang berjudul The Road Not Taken. Dalam puisi ini saya menemukan bahwa terkadang kita harus meninggalkan sesuatu untuk hal yang lebih bermanfaat bagi kita walaupun kemudian hari ada penyesalan. Secara umum memang karya sastra jauh lebih hebat dibandingkan dengan karya - karya yang tulis biasa atau non-sastra.

Keluar Topik

Jika anda ingin merasakan perbedaan karya sastra dan non-sastra, cobalah mencari dua puisi. Carilah satu puisi yang termasuk karya sastra dan satu puisi yang tidak termasuk dan keduanya memiliki tema yang sama. Coba anda baca puluhan kali dan anda akan rasakan mengapa karya sastra itu lebih hebat.

Saya pernah mengadakan lomba menulis puisi dan menjadi jurinya di pondok saya dulu dan saya bisa rasakan bahwa puisi - puisi biasa itu tidak bagus. Kebetulan waktu itu pemenangnya ternyata seorang plagiat yang meniru puisi karya sastra. Mungkin lombanya termasuk gagal tetapi karena itu saya menyadari bahwa puisi yang telah diakui sebagai karya sastra memiliki kelebihan dibanding puisi - puisi biasa.

Masuk Topik Lagi

Awalnya saya berpikir bahwa konsentrasi kesastraan sangat menarik, tetapi saya kembali memikirkan ketertarikan dengan sains ketika kecil. Dulu ketika saya menemukan tentang ilmu linguistik di jurusan saya, saya menemukan kembali hal yang saya rindukan sejak kecil, sains. Sains yang dipelajari di linguisitik bukan sains mengenai hewan, tumbuhan, dan tubuh manusia tetapi mengenai bahasa. Bahasa adalah hal yang sangat inti dalam kehidupan manusia karena kebanyakan kegiatan manusia menggunakan bahasa.

Alasan saya tidak memilih kesasteraan juga diperkuat dengan kenyataan dalam perkembangan sastra abad 20. Pertama, bahwa berbeda antara kritikus sastra dan sarjana sastra. Kedua, bahwa banyak tokoh - tokoh The New Criticism bukan dari kalangan sarjana (berpendidikan formal). Dua kenyataan inilah yang saya rasa cukup menguatkan saya bahwa tidak harus menempuh pendidikan S1 untuk menjadi penikmat dan kritikus sastra.

Jika karya sastra hanya bisa dinikmati oleh sarjana sastra maka karya sastra tidak akan bisa bersifat universal. Semua orang dapat menikmati sastra dan dapat memiliki kemampuan untuk memahaminya, walaupun berbeda - beda tingkat pemahamannya, tanpa harus menjadi sarjana. Karya sastra bukan hanya dibaca oleh akademisi tetapi dimiliki oleh setiap orang yang mampu membaca karya tersebut.

“Saya akan memilih konsentrasi linguistik"

Alasan lain adalah sains. Sains adalah sebuah ilmu yang sedang tren dan telah membantu kelahiran berbagai kemajuan teknologi saat ini. Dan perlu diketahui bahwa linguistik adalah sains yang sedang berkembang pesat pada 50 tahun belakangan ini dan telah memperlihatkan berbagai perkembangan yang luar biasa. Sebagai contoh adalah Noam Chomsky, bapak linguistik modern, yang telah berhasil membuka pintu gerbang ilmu ini menjadi semakin luas dan mendalam hingga ke ranah pikiran manusia.

Indonesia adalah negara dengan kekayaan dan keragaman bahasa yang banyak. Tentu hal ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan sumbangan bagi sains dan bersaing dengan bangsa lain. Indonesia memiliki potensi besar di linguistik. Jika orang Indonesia tidak ikut berlomba mempelajari bahasa - bahasanya sendiri, maka sangat disayangkan karena orang luar lah yang akan berusaha mempelajari dan kita hanya bisa diam membisu dan malu.

Selain itu, linguistik mungkin akan sangat membantu untuk melestarikan bahasa - bahasa yang ada di Indonesia. Perlu diketahui bahwa sebagian bahasa di dunia ini semakin terancam eksistensinya dan mungkin juga terjadi di Indonesia. Sebelum punah, alangkah bagusnya kalau sudah ditulis buku - buku yang membahas bahasa - bahasa tersebut. Dengan adanya buku - buku tersebut, bahasa - bahasa tersebut dapat kembali dipelajari dikemudian hari setelah bahasa itu mati. Sebagai contoh adalah bahasa latin yang sudah mati tetapi masih dapat dipelajari lagi.

Perpaduan antara bahasa dan sains adalah hal yang sangat sempurna untuk membuat saya tertarik kembali.

Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang linguistik anda bisa cari sendiri. Anda bisa lihat video Steven Pinker: Linguistics as a Window to Understanding Brains, dan Noam Chomsky: What is special about language di Youtube. Anda juga bisa baca buku - buku pengantar linguistik.

Dari berbagai artikel di internet yang memiliki topik/tema yang sama (memilih konsentrasi), artikel saya ini bisa dikatakan “jauh lebih unggul”. Kebanyakan kurang serius dan tidak membahas lebih mendalam tentang konsentrasi - konsentrasi yang mereka pilih. Selain itu mereka menulis setelah mereka memilih konsentrasi pilihannya. Sementara itu, artikel ini membahas pilihan penulis dengan lebih mendalam dan ditulis sebelum penulis memilih konsentrasi. Jadi artikel ini termasuk langka dan mungkin hanya satu di dunia.

Demikian tulisan ini akhirnya selesai. Kalau ada salahnya jangan ditiru..