Mengapa Systemic Functional Grammar Menarik?

MAK Halliday; Pencetus Systemic Functional Grammar | Sumber foto: Linguist who changed the way languages are taught
 

Latar Belakang Systemic Functional Grammar

Mungkin banyak orang yang kurang tertarik dengan Systemic Functional Grammar (SFG) padahal teori ini adalah salah satu teori yang sangat revolusioner. Pada tahun 1960an ketika Chomsky dengan segala kehebatannya sedang populer, teori ini merupakan salah satu dari mereka yang berbeda dan bertentangan.

Kita bisa melihat saja bagaimana pertentangan motif dari SFG dan Chomsky. SFG mencoba untuk menjelaskan makna yang lebih mendalam pada sebuah ujaran. Sementara itu, Chomsky mencoba untuk mencari sebuah aturan bahasa yang berlaku untuk semua bahasa. Singkat katanya, SFG mencoba untuk memperkaya pemaknaan suatu bahasa sementara Chomsky mencoba memperkecil pandangan akan suatu bahasa.

Systemic Functional Grammar adalah Analisis Wacana

Tidak hanya sekedar untuk keperluan analisis sebuah kalimat, SFG dapat digunakan juga untuk menganalisis teks secara keseluruhan atau dapat dikatakan sebagai salah satu analisis wacana (Discourse Analysis).

Kita bisa melihat teori-teori grammar yang diajarkan di sekolahan secara umum. Grammar tersebut tidak dapat teraplikasikan atau susah ketika berhadapan dengan konteks yang lebih besar seperti menganalisis sebuah pidato secara menyeluruh.

Analisis wacana berbeda dengan grammar, dengan kemampuannya membedah bahasa lebih mendalam hingga ke makna, pola, konteks, hubungan antar ujaran, dan lain-lain, grammar hanya lah sebuah cuilan dari analisis wacana. SFG sebagai grammar sekaligus analisis wacana adalah sebuah inovasi yang luar biasa.

Systemic Functional Grammar Mendobrak ½ Millenium Dominasi Tradisional Grammar

Sebagai sebuah teori grammar yang berasal dari peradaban Yunani Kuno, tradisional grammar memiliki pengaruh kuat di Eropa pada masa renaissans dimana orang-orang belajar bahasa Latin dengan teori ini.

Selain hanya sebatas struktural, tradisional grammar yang berasal dari pembelajaran bahasa Latin memiliki kekurangan ketika diaplikasikan ke bahasa Inggris. Dalam buku Halliday’s Introduction to Systemic Funcitonal Grammar (2014), Halliday bahkan mengkritik konsep Eight Parts of Speech dari bahasa Latin adalah tidak cocok untuk bahasa Inggris. Dia menguranginya menjadi tiga saja: Nominal, Verbal, dan Adverbial. Tampaknya ada kemiripan dengan Arabic Grammar.


Systemic Functional Grammaradalah Lebih Sistematis untuk Menghasilkan Analisis

Dalam analisis wacana, kita mengenal yang namanya Conversational Analysis. Teori ini menuai kritikan berupa kurang mendalamnya analisis dan terlalu tekstual saja. Namun sebagai sebuah pembelaan, teori ini mengklaim bahwa meskipun dengan kekurangannya, analisis mereka mampu menggali detail pada permasalahan tekstual-nya. Selain itu, konteks yang juga merupakan hal yang susah untuk dipastikan apakah itu berhubungan dengan teks atau tidaknya. Singkatnya, meskipun terlalu terbatas pada tekstual, Conversational Analysis mampu memberikan hal yang tidak bisa diberikan oleh teori-teori yang lebih menyentuh pada konteks.

Untuk SFG, kasus seperti ini sangat menarik. SFG sebagai sebuah teori grammar yang tentu saja tekstual tetapi tetap menyentuh lapisan-lapisan yang lebih dalam. Jadi, SFG mampu memberikan kompromi kelebihan dan kekurangan dari Conversational Analysis. SFG mampu memberikan batasan terhadap konteks yang dianalisis dengan jelas sekaligus tetap memberikan perhatian terhadap makna-makna yang lebih mendalam daripada sekedar tekstual. Dengan begitu, analisis dapat dihasilkan dengan lebih sistematis dan cepat.

Systemic Functional Grammar Meliputi Tiga Lapisan Makna

Berbeda dari tradisional grammar yang banyak diajarkan di sekolahan dan digunakan untuk ujian-ujian, SFG tidak terbatas pada lapisan makna tekstual tetapi meliputi juga Ideational, Interpersonal, dan Textual itu sendiri. Ideational adalah bahwa sebuah teks adalah representasi dari suatu kejadian di alam nyata. Interpersonal adalah bahwa sebuah teks itu adalah transaksi antara penutur dan pendengar. Textual adalah kesatuan sebuah teks secara tekstual-nya.

Melalui tiga lapisan makna ini, kita dapat memperoleh sebuah analisis yang lebih mendalam dan tentu saja menemukan hal-hal baru yang tradisional grammar tidak mampu capai.

Kesimpulan

Dengan berbagai hal yang menarik dari Systemic Functional Grammar, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa teori ini mampu menawarkan hal-hal yang tidak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya. Lebih lanjut lagi, sebagai sebuah teori grammar, SFG mampu membuat sebuah terobosan yang luar biasa.

Sudah saatnya, para mahasiswa untuk mengambil perhatian dengan teori ini untuk hal menambah kekayaan intelektual.

You have an unsolved Rubik's Cube and you don't bother learning the solution? Use the Rubik's Cube solver to calculate the solution in 20 steps.