Critical Discourse Analysis : Karakter Nominalisasi dan Pasifisasi

Norman Fairclough tokoh CDA


Berawal dari Systemic Functioal Graul berbagai teori yang juga menganut bahwa bahasa adalah sebuah perlambangan sosial dan salah satunya adalah Critical Discourse Analysis (CDA). Berbeda dengan SFG yang lebih umum, CDA mencoba menggunakan teori bahasa untuk melakukan kritik yang pedas terhadap sebuah wacana. Contohnya misalnya, melakukan kritik terhadap pidato seorang politikus, dan lain-lain.

Salah satu hal yang paling terlihat pada permasalahan ini adalah nominalisasi dan pasifisasi yang dikatakan oleh Fowler sebagai sangat berpotensi adanya hal yang disembunyikan. Nominalisasi adalah mengganti kata kerja atau sifat dengan kata benda. Sedangkan pasifisasi adalah penggunakan kalimat bentuk pasif yang tentu saja menghilangkan subjek.

Michael Billig menyebutkan dalam artikelnya The language of critical discourse analysis: the case of nominalization tentang beberapa karakter nominalisasi dan pasifisasi dari The East Angelian Group (Roger Fowler dkk).

Deleteing Agency / Menghapus Agensi

Dengan menggunakan nominalisasi atau pasifisasi, seorang penulis tidak perlu lagi untuk menyebutkan agen. Lebih mendalam lagi, nominalisasi tidak bersifat simetris. Misalkan kata Polisi menyerang pendemo dapat dengan mudah menjadi penyerangan terhadap pendemo tetapi tidak berlaku sebaliknya.

Reifying / Menekankan

Dengan menggunakan nominalisasi, seorang penulis mampu meyakinkan pembaca bahwa apa yang dinominalisasikan adalah sesuatu yang memiliki kepentingan.

Positing reified concepts as agents / Membuat konsep yang ditekankan menjadi agen

Dengan menggunakan nominalisasi, seorang penulis dapat menggunakan suatu ide abstrak yang ditekankan sebagai agen. Misalkan saja, ketika penulis berbicara dapat menggunakan istilah market-force (faktor-faktor yang mempengaruhi pasar) daripada menceritakan apa yang dilakukan oleh orang-orang di pasar.

Maintaining unequal power relations / Menjaga hubungan power yang tidak setara

Ini adalah hal yang biasa dilakukan dalam buku-buku. Dengan menggunakan istilah-istilah yang merupakan nominalisasi, penulis mampu membatasi pembaca apa yang akan mampu membaca tulisannya. Tidak heran bahwa kita seringkali membaca sebuah tulisan yang mengandung istilah-istilah yang tidak kita pahami. Itu dikarenakan penulis menggunakan nominalisasi dan pasifisasi.

Melihat dari keempat poin tersebut, kita bisa melihat bahwa nominalisasi dan pasifisasi yang mampu menyembunyikan informasi adalah hal yang menarik. Tidak heran memang bahwa Fowler (1917) memberikan peringatan terkait dengan dua hal ini terutama ketika dipakai dalam pembicaraan resmi/formal.

Untuk lebih jelasnya, anda bisa membaca berikut:

Billig, Michael. "The language of critical discourse analysis: the case of nominalization." Discourse & Society 19.6 (2008): 783-800. Link

Sci-Hub (illegal)